--Ketika HIDUP memberiku seribu alasan untuk MENYERAH,,,engkau HADIR memberiku sejuta alasan untuk BERJUANg--
--when life gave me a thousand reasons to give up, you're present to give a milios reasons to fight--

Selasa, 08 April 2014

cerita cinta yang mengharukan

…Dengan secangkir cokelat hangat aku pun mulai membuka laptop.
Entah sejak kapan aku merasa kalau ada bagian dari diriku yang kurang, aku merasa hal aneh ketika hujan turun.
Bisa dibilang kegalauan remaja, padahal hampir 4 tahun aku bisa mengendalikan diriku, bisa berpikir dengan logika, tapi aku mulai rindu sama seorang wanita, dan kerinduan itu muncul disaat aku harus memikirkan skripsiku, sebut saja dia bunga (tentunya bukan nama asli).
Awal aku mengenalnya, aku sudah mulai suka, aku pikir ini hanya sekedar ego sesaat, ego yang melekat di dalam diri seorang pria,
tapi ternyata aku salah, padahal dia bukan wanita yang terlau cantik, bukan wanita yang membuat semua lelaki tertarik…
entah kenapa aku melihat sesuatu yang berbeda dari matanya, aku melihat pribadi yang sederhana yang tidak bisa didefinisikan

Sejak saat itu aku diam-diam suka, bahkan sampai saat setelah kami 2 tahun berpisah lalu dipertemukan lagi aku masih menyimpan perasaan yang sama, perasaan yang membuat jantungku bergetar ketika mengingatnya.

Sebagai seorang remaja, aku ingin memilikinya,
aku ingin dia menjadi bagia dari ceritaku sekarang nanti dan sampai dikehidupan berikutnya.
Tapi sialnya logikaku terlalu kuat untuk tidak mengungkapkan itu kepadanya, aku tidak mampu berkata hal tersebut saat didekatnya. Sadar atau tidak, dia telah menjadi bagian dari ceritaku selama empat tahun dibangku kuliah, dialah yang membuatku mengerti arti bersabar, membuatku belajar hidup dalam kesederhanaan. dia juga yang selalu aku perbincangkan dengan Tuhan.


***

Saat aku melintasi bloknya, kutatap wanita yang duduk disamping jendela kelas, dia adalah teman wanitaku, kutatap senyum manisnya dari jauh dan berharap dia pacarku. Tapi aku tahu dia tidak menyadarinya.
Lalu setelah kelas selesai, dia berjalan menghampiriku
“hai, udah selesai pakai catatanku?”
terdengar suara wanita yang tidak asing ditelingaku, ya dialah bunga, segera aku rogoh tasku yang menjuntai dibelakang dan aku kembalikan catatannya yang aku pinjam dua hari yang lalu
”terimakasih” tegasku,
“sama-sama” ucapnya lalu tersenyum sambil melangkah pergi.
Saat itu aku ingin memberitahunya,
aku ingin dia tahu bahwa aku tidak ingin hanya sekedar teman,
tapi aku terlalu takut mengungkapkannya.

Aku juga mempunyai seorang teman, kami satu kampus tentunya.
Kami selau terbuka dengan masalah kami, saat aku berencana ingin menceritakan tentang perasaanku, dia memulai pembicaraan, dia berkata kalau dia suka berat dengan seorang wanita, wanita yang sama dengan yang selalu aku pikirkan, wanita yang mebuat aku semangat selama ini.
Mendengar ceritanya aku pura-pura tersenyum, lalu aku katakana padanya
“kalau kamu benar-benar suka, kejar dia, perjuangkan apa yang kamu anggap benar, perjuangkan apa yang kamu anggap pantas diperjangkan”.

Entah bagaimana ceritanya tapi pada akhirnya mereka pun menjalin hubungan, aku rasa aku tidak bisa menerimanya, aku merasa mendoakannya bahagia pacaran dengan orang lain adalah suatu hal yang tidak mungkin.
Aku sempat diajak makan bersama, alasan aku menyetujuinya karena dia temanku dan aku juga rindu jarang bertemu dengan wanita itu…
Ditempat makan terlihat olehku tatapan bahagia saat mereka berdua saling menatap.
Aku ternyata salah,
memang benar kata orang
“ketika kamu sangat-sangat menyukai seorang wanita, ketika ada seseorang yang mengasihinya, mencintainya…... maka kamu akan benar-benar dari hati yang paling dalam mendoakan dia bahagia selamanya.

***

Satu tahun berlalu,
bagi dia mungkin tidak ada hal spesial yang terjadi diantara kami, saat menerima sms darinya membuat aku tersenyum sendiri.
Saat libur aku pernah menelpon dia dan itu merupakan hal yang membuat aku bahagia, membuat aku tidak bisa melupakan suaranya serta membuat aku lega karena tahu dia baik-baik saja,
saat aku ulangtahun dia mengirim voice note kepadaku, terdengar sederhana tapi itu lebih dari cukup, semua hal tentang dia merupakan hal spesial dihidupku, setidaknya itu yang aku yakini selama ini.

***

Dua tahun kemudian,
terdengar suara pesan yang masuk ke handphone ku disitu tertulis
“aku putus sama dia”,
segera aku menelponnya tapi dia tidak mengangkat telpon dariku, aku mengerti mungkin dia sedang menangis, aku hanya bisa menemaninya dari sms, dari tempat yang tidak terjangkau jarak, aku berharap dia ada disampingku dan menjadi milikku.
Saat itu aku ingin memberitahunya,
aku ingin dia tahu bahwa aku tidak ingin hanya sekedar teman,
tapi aku terlalu takut mengungkapkannya.

***

Akhir tahun sebelum kelulusan,
dia mengirim pesan kepadaku
“pasanganku berhalangan” katanya,
dia tidak mungkin bisa datang dan aku tidak punya pasangan untuk pesta malam akhir tahun kita.
Pesta dimana setiap orang datang dengan membawa pasangannya, dalam hati sebenarnya aku ingin ke pesta bersama dia sebagai pacar.

Setelah acara usai aku mengantarnya sampai depan asrama lalu aku berdiri di trotoar jalan, dia tersenyum padaku dan memandangku dengan mata yang sebening cahaya bulan (aku ingin dia menjadi milikku dan sepertinya dia tidak memiliki perasaan yang sama) lalu dia berkata “ini adalah momen terindah buatku, terimakasih” dia lalu melangkah menuju pintu masuk.

Saat itu aku ingin memberitahunya,
aku ingin dia tahu bahwa aku tidak ingin hanya sekedar teman,
tapi aku terlalu takut mengungkapkannya.

***

Hari pemakaman…
empat tahun aku bisa bertahan karenanya, sekarang disebuah pemakaman, aku memandangi sebuah peti mati yang berisikan “teman wanitaku” itu,
seorang wanita yang telah menjadi bagian dari doaku dan juga telah lama aku sukai.

***

Seseorang membacakan catatan hariannya ketika dibangku kuliah,
jantungku terasa berhenti berdetan ketika saat itu mendengar

“Saat aku melihat dia melintasi blokku, kutatap dia dari balik jendela kelas, dia adalah temanku, kutatap senyum manisnya dari jauh dan berharap dia pacarku. Tapi aku tahu dia tidak menyadarinya. Saat itu aku ingin memberitahunya, aku ingin dia tahu bahwa aku tidak ingin hanya sekedar teman, tapi aku terlalu takut mengungkapkannya. Aku tidak tahu kenapa! Aku berharap suatu hari dia akan berkata bahwa dia mencintaiku”………

BAGIKAN KE: Facebook Twitter Google+ Linkedin Technorati Digg

2 komentar: